Pemilihan warna untuk branding bisnis sebenarnya berpengaruh atau tidak? Apakah sebuah bisnis makanan harus berwarna merah layaknya Coca Cola dan KFC? Oleh karena itu, berikut adalah pembahasan tentang psikologi warna untuk branding bisnis.
Perlukah Mengetahui Tentang Psikologi Warna?
Psikologi warna adalah sebuah cabang dari ilmu psikologi yang melakukan studi tentang warna yang berdampak pada suasana dan emosi manusia. Melansir dari Masterclass, ada tiga alasan mengapa psikologi warna berguna dalam marketing, yaitu sebagai identitas brand, penargetan pelanggan, dan meningkatkan konversi.
Memilih warna pada sebuah brand harus hati-hati, selain untuk melengkapi identitas brand, pemilihan warna yang tepat juga dapat membantu mengekspresikan brand itu sendiri. Saat sebuah brand memiliki warna dengan preferensi yang sama dengan target market, bagian marketing akan lebih mudah untuk menemukan cara paling tepat untuk melakukan pemasaran. Menurut Masterclass, dengan mengubah warna sebuah tombol call to action (CTA) dapat meningkatkan conversion rates atau tingkat konversi. Conversion rates adalah ukuran presentase pelanggan yang melakukan suatu hal sesuai ketetapan perusahaan seperti melakukan call to action (CTA) atau mendaftar newsletter email.
Baca: Pentingnya Corporate Identity Untuk Perusahaan
Bagaimana Warna Bisa Memengaruhi Seseorang?
Dilansir dari HelloSehat, setiap warna memiliki gelombang berbeda yang dapat diterima mata kita sebagai impuls listrik yang dapat mengaktifkan fotoreseptor. Fotoreseptor adalah sel mata yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya lalu mengirimnya ke otak untuk disampaikan ke hipotalamus. Setelah itu, muncul efek peningkatan atau penurunan detak jantung. Efek tersebut tergantung dengan warna apa yang dilihat. Respon yang diberikan tubuh Anda secara fisiologis akan diwujudkan menjadi reaksi psikologis saat melihat warna tersebut.
Contoh Psikologi Warna
Merah
Warna merah dapat meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah orang yang melihatnya. Asosiasi warna merah biasanya adalah kuat, hangat, dan seksi. Selain itu, merah juga bisa diasosiasikan dengan gairah serta urgensi. Tech Insider dalam videonya mengatakan bahwa warna merah memiliki kemampuan bawaan untuk membangkitkan nafsu makan.
Sehingga ketika menggabungkan antara urgensi dan meningkatkan nafsu makan menjadi paduan yang sempurna untuk orang-orang yang sedang lapar. Jadi, warna merah pada logo bukan tanpa alasan, itu seperti rayuan yang terselubung. Pembahasan ini juga bisa menjawab paragraf awal pembuka tentang apakah brand makanan harus menggunakan warna merah.
Oranye
Oranye dapat diasosiasikan dengan kreatif, antusias, bahagia, kesuksesan, dan tekad. Warna ini juga memberikan rasa hangat tetapi tidak seagresif warna merah. Menggunakan warna oranye dapat menarik perhatian pembeli yang akan mengarah pada pembelian impulsif. Selain merah, warna oranye juga menunjukkan urgensi yang dapat membuat pesan terlihat dan dapat segera ditindaklanjuti.
Biru
Tints atau shades warna biru yang berbeda dapat memberikan asosiasi warna yang berbeda pula. Contohnya seperti biru terang menggambarkan damai dan kelembutan sedangkan biru tua menggambarkan kekuatan dan keteguhan. Selain itu warna biru juga dapat melambangkan kesetiaan, kejujuran, dan dapat dipercaya.
Berbanding terbalik dengan warna merah, warna biru dapat membantu memperlambat detak jantung dan penurunan aliran darah sehingga memberi efek menenangkan pada tubuh. Biru menjadi warna yang yang aman untuk meyakinkan orang-orang bahwa Anda profesional, dapat diandalkan, dan terkendali. Oleh karena itu, banyak brand besar yang bergerak di bidang teknologi atau kimia yang menggunakan warna biru.
Hijau
Warna hijau menargetkan hipotalamus anterior yang berkomunikasi dengan saraf parasimpatis dan memicu kantuk. Hijau melambangkan harmoni dan keseimbangan. Warna ini juga memberikan kesan tenang dan damai untuk yang melihatnya. Kehadirannya yang menenangkan membuat warna hijau sering dipakai oleh organisasi non profit atau perusahaan yang berhubungan dengan alam atau lingkungan.
Kuning
Kuning dapat membangkitkan perasaan optimisme, kehangatan, rasa positif, dan kebahagian. Selain itu, warna kuning juga menggambarkan kehati-hatian, oleh karena itu banyak digunakan untuk rambu lalu lintas. Warna kuning dapat menonjol meski berada dikeramaian karena sangat terang.
Baca: Buat Akun Toko E-Commerce, Mudah dan Gratis!
Sebaiknya psikologi warna tidak menjadi acuan. Psikologi warna bisa menjadi sebuah referensi untuk pemilihan warna pada sebuah brand, tetapi tidak bisa menjadi acuan sepenuhnya. Mengapa? Karena asosiasi sebuah warna tergantung dari lingkungan, negara, pengalaman, dan lainnya. Setiap orang mempunyai intepretasi sebuah warna berbeda-beda. Misalnya, menurut A warna merah adalah romantis, sedangkan menurut B warna merah itu adalah patah hati.
Melansir dari HelloSehat, beberapa ahli menyatakan kalau warna belum tentu dapat memberi dampak yang signifikan pada emosi seseorang. Dampak yang biasanya terasa serinigkali hanya bersifat sementara. Tetapi, dengan menerapkan teori tentang warna Anda dapat menyampaikan pesan kepada pelanggan dengan lebih beragam.
0 Comments