Cipta Grafika, Jasa Percetakan Nomor 1 di Karawang!

Pengiriman Seluruh Indonesia 🇮🇩
[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”4.17.6″ _module_preset=”default” global_colors_info=”{}”][et_pb_row _builder_version=”4.17.6″ _module_preset=”default” global_colors_info=”{}”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”4.17.6″ _module_preset=”default” global_colors_info=”{}”][et_pb_text _builder_version=”4.18.0″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ global_colors_info=”{}” sticky_enabled=”0″]

Buyer persona adalah sebuah representasi fiktif dari target ideal sebuah bisnis berdasarkan data dan penelitian. Dengan begitu dapat membantu Anda untuk memahami pelanggan dan calon pelanggan dengan lebih baik. Anda juga akan jauh lebih mudah untuk mengembangkan konten yang efektif, relevan, dan informasi apa yang bermanfaat dengan target yang sesuai.

Melansir dari inMarketing, adanya pengaruh tren pasar, berkembangnya teknologi, dan teknik pemasaran dapat menjadi sebuah alasan sebuah bisnis harus mendefinisikan ulang buyer persona mereka. Tidak hanya bagi perusahaan baru, buyer persona juga berguna bagi perusahaan yang sudah berdiri.

Mencari tahu tentang persona pembeli bisnis Anda memang terlihat seperti pekerjaan yang besar. Tetapi, perlu diingat bahwa Anda tidak perlu melakukan semuanya sekaligus. Anda bisa melakukannya selangkah demi selangkah. Jadi, Anda dapat memastikan sendiri bahwa Anda melalukan segala sesuatu yang diperlukan dan bahwa itu akan berhasil.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa anda lakukan untuk membuat buyer persona untuk mengetahui target market Anda.

 

 

Pertama: Research 

Meskipun Anda sudah tahu sebagian besar siapa klien Anda, tidak ada salahnya Anda lebih memperdalam tentang buyer persona. Anda akan lebih paham bukan hanya tentang siapa klien Anda saat ini, tapi siapa yang akan menjadi klien Anda nanti.

Anda bisa mulai dengan pelanggan Anda yang sudah ada. Anda bisa memulai dengan pertanyaan “siapa yang membeli dari Anda?”. Pertanyaan tersebut meliputi demografis, status profesional, psikografis, pain point dan tantangan, sumber informasi, dan proses pembelian.

Demografis contohnya seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal, dan lainnya. Untuk status professional contohnya seperti tingkat jabatan dan jenis industri perusahaan. Sedangkan untuk psikografis contohnya seperti agama, kewarganegaran, dan tujuan hidup. Pain point dan tantangan maksudnya adalah masalah apa yang ingin pelanggan selesaikan melalui perusahaan Anda.

Untuk sumber informasi seperti media apa yang sering pelanggan kunjungi contohnya blog, website, media sosial, dan lainnya. Terakhir ada proses pembelian, maksudnya seperti keputusan kenapa membeli sebuah produk, sebera sering membeli produk, dan apa yang membuat mereka berhenti membeli produk. Anda bisa melakukan research ini dengan google form yang disebar ke pelanggan Anda.

Kedua: Analisis Data yang Sudah Didapatkan

analisis data buyer persona

Analisis sudah bisa Anda lakukan dengan hasil dari research tersebut. Cari kesamaan dalam tujuan dan permasalahan atau tantangan yang paling banyak dirasakan oleh pelanggan yang sudah mengisi form buyer persona. Hal ini dapat membantu Anda untuk mengelompokkan klien potensial ke dalam persona pembeli yang berbeda. Dengan mengetahui kesamaan tujuan dan permasalahan atau tantangan yang dirasakan oleh pelanggan, Anda bisa mencari tujuan yang ingin pelanggan capai dengan perusahaan Anda.

Dari yang bersifat pribadi maupun profesional, Anda dapat memiliki pengetahuan dalam mengembangkan bisnis dan produk untuk pelanggan Anda. Selain itu, Anda juga bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan sekaligus melakukan strategi pemasaran.

Setelahnya, Anda bisa menentukan ingin membuat berapa buyer persona yang ingin dibuat. Kalau Anda baru mengenal buyer persona, Anda bisa memulai dengan segmen pasar yang paling menjual. Sepenuhnya ada di Anda dan perusahaan Anda bagaimana cara mengelompokkan buyer persona karena Anda yang paling tahu. Saat Anda mempelajari strategi pemasaran lebih dalam atau saat Anda lebih banyak mengumpulkan data, Anda selalu dapat merubah atau menambah buyer persona Anda.

Menurut evenbound.com, berikut adalah dua cara yang umum untuk mengelompokkan persona pembeli Anda, jika Anda masih belum yakin ingin memulai dari mana.

Segmentasi Buyer Persona Menurut Industri

Biasanya perusahaan akan mempunyai klien dari berbagai industri. Jika Anda menjual berbagai produk sesuai dengan industri yang berbeda, mungkin masuk akal untuk membuat buyer persona sesuai dengan industri yang Anda layani. Membuat persona pembeli menurut industri akan berguna jika di setiap industri tersebut memiliki tujuan serta permasalahan yang berbeda. Misalnya, Anda memproduksi barang yang berguna bagi industri FMCG dan Pariwisata.

Lalu jika klien Anda di industri FMCG dan Pariwisata mempunyai tujuan serta permasalahan yang berbeda, Anda bisa membuat dua buyer persona. Lain halnya jika produk Anda membantu klien di industri FMCG dan Pariwisata dengan cara yang sama. Jika dua industri tersebut memiliki tujuan serta permasalahan yang sama, maka tidak masuk akal jika Anda menggunakan segmentasi industri untuk mengelompokkan persona pembeli.

Segmentasi Buyer Persona Menurut Pekerjaan

Selain mengelompokkan menurut industri, Anda juga bisa mengelompokkan buyer persona menurut pekerjaan mereka. Contohnya, jika Anda memproduksi produk yang berguna bagi banyak industri tetapi yang paling sering menggunakan adalah seorang Akuntan. Lalu, Akuntan dari berbagai industri ini memiliki tujuan dan permasalahan yang sama, jadi tidak masuk akal jika Anda menggunakan segmentasi persona pembeli menurut industri.

Segmentasi yang paling masuk akal adalah menggunakan segmentasi persona pembeli menurut pekerjaan karena pasti mereka memiliki tujuan serta permasalahan yang sama maka mereka datang ke perusahaan Anda. Anda dapat membuat satu buyer persona yang bisa digunakan sebagai panduan untuk menulis konten yang spesifik di kemudian hari.

Baca: Stiker Untuk Promosi Bisnis? Bisa Banget!

Ketiga: Buat Cerita Tentang Buyer Persona

Setelah Anda menyelesaikan penelitian dan telah memutuskan ingin memulai dengan buyer persona yang mana, Anda sudah bisa mulai untuk menulis. Anda bisa mencoba memulai dengan gambaran penuh dari persona pembeli Anda, lalu mengambil segmentasi yang paling penting untuk persona akhir dari buyer persona Anda.

Anda bisa mulai dengan memberikan nama untuk pembeli. Tujuan memberikan nama adalah agar Anda dapat memasarkan dan menjual secara pribadi. Setelah Anda mempunyai sebuah nama di dalam pikiran, Anda bisa mulai merinci segala sesuatu yang Anda temukan di penelitian tersebut.

Seperti umur, tempat tinggal, hobi, gelar, tujuan karir, dan sebagainya. Jawab pertanyaan tersebut dan pertanyaan lainnya yang dapat Anda pikirkan untuk membantu menyediakan konteks tujuan dan morivasi buyer persona Anda. Semakin paham tentang apa dan kenapa pembeli menginginkan sesuatu, semakin baik juga cara Anda untuk berinteraksi dengan mereka di kemudian hari.

Semakin banyak informasi yang di dapat akan semakin baik persona pembeli yang akan ditulis. Semakin nyata buyer persona yang dibuat bagi tim sales dan marketing, akan semakin baik upaya mereka untuk mendukung klien di kehidupan nyata. Semakin banyak konten yang Anda punya akan semakin mudah langkah selanjutnya.

 

 

Keempat: Peran, Tujuan, Tantangan

Ambillah hal yang paling relevan dari cerita yang telah dibuat untuk tim sales dan marketing. Informasi tersebut dibagi menjadi tiga bagian yaitu peran, tujuan, dan tantangan.

Mulai untuk mengambil informasi tentang “peran” di cerita yang sudah dibuat di langkah ketiga tadi. Anda bisa membicarakan tentang peran mereka di pekerjaan maupun di rumah. Semua hal itu akan memberikan Anda informasi tentang apa yang keren dari mereka. Ketika Anda tahu apa yang sesorang lakukan, peran mereka dihidupnya, Anda bisa membuat konten yang dapat berbicara kepada peran-peran spesifik tersebut.

Memahami pembeli adalah kunci untuk memberikan konten dan layanan yang membantu mereka. Kumpulkan semua tujuan yang Anda dapatkan di langkah tiga dan atur itu semua di bagian “tujuan”. Ketika memahami apa tujuan yang ingin dicapai, bahkan jika tidak berhubungan dengan apa yang Anda tawarkan, tim sales dan marketing Anda akan dapat menyesuaikan metode dan strategi mereka. Kuncinya adalah Anda harus memahami apa tujuan pembeli Anda agar dapat menawarkan layanan yang bermanfaat.

Bagian tantangan adalah yang paling penting. Proses ini adalah dimana Anda mengidentifikasi tantangan setiap buyer persona Anda. Ketika Anda paham apa tantangan atau masalah mereka, Anda bisa bekerja untuk memecahkan hal itu. Semakin banyak tantangan yang bisa diidentifikasi untuk setiap persona, akan semkain banyak juga kesempatan Anda untuk memberikan solusi. Lalu, semakin banyak solusi yang Anda berikan, akan semakin menarik dan membantu perusahaan Anda untuk mereka.

Kelima: Buat Strategi Pemasaran yang Disesuaikan Dengan Buyer Persona 

Anda dapat membuat strategi pemasaran yang sudah disesuaikan untuk mereka yang cocok untuk perusahaan. Saat Anda sudah paham tentang siapa persona pembeli bisnis Anda, persona pembeli dapat digunakan untuk banyak hal. Seperti membiasakan tim sales dan marketing dengan buyer persona, membuat kampanye yang sesuai, dan konten yang dapat berbicara tentang keresahan persona pembeli Anda.

Dengan adanya buyer persona dapat memberi tahu siapa pembeli yang paling prospek bagi bisinis Anda. Jadi, Anda dapat menggunakan informasi tentang persona pembeli untuk keuntungan perusahaan Anda dan juga untuk pembeli dan calon pembeli.

Usahakan untuk membuat konten serta strategi penjualan dan pemasaran yang menempatkan tujuan serta masalah persona pembeli. Ketika memasarkan, menjual, serta menulis tentang orang sungguhan yang mempunyai prospek yang bagus dalam pikiran, Anda akan mulai melihat pertumbuhan yang bagus.

Baca: Jenis Bahan Packaging Buat Bisnismu!

Kalau Anda masih bingung, Anda bisa mencoba untuk mengisi google form kami tentang buyer persona dengan klik tombol di bawah ini. Agar Anda mendapat sedikit gambaran bagaimana melakukan langkah pertama yaitu research.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section][et_pb_section fb_built=”1″ theme_builder_area=”post_content” _builder_version=”4.18.0″ _module_preset=”default”][et_pb_row _builder_version=”4.18.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content”][et_pb_column _builder_version=”4.18.0″ _module_preset=”default” type=”4_4″ theme_builder_area=”post_content”][et_pb_button button_text=”GForm Buyer Persona” _builder_version=”4.18.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” button_url=”bit.ly/cg-buyerpersona” url_new_window=”on” button_alignment=”center” custom_button=”on” button_text_size=”30px” button_text_color=”#FFFFFF” button_bg_color=”#7CDA24″ button_bg_enable_color=”on” button_border_width=”6px” button_border_radius=”34px” button_letter_spacing=”4px” button_text_shadow_style=”preset3″ hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][/et_pb_button][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

                    
Tagged

One Response

  1. […] Berjualan online memang bisa menjual produk kepada siapa saja dan dimana saja, tetapi mempunyai target market kepada siapa Anda ingin menjual produk Anda pun penting. Berjualan tanpa memiliki target market seperti orang yang tersesat tidak tahu arah. Dengan memiliki target market Anda akan tahu perencanaan bisnis Anda kedepannya bagaimana. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui target market seperti survei pelanggan dengan menggunakan Google form atau menggunakan buyer persona.  […]

Leave a Reply Cancel reply

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare

Lost your password? Please enter your username or email address. You will receive a link to create a new password via email.

Close
Close
Shopping cart
Close
Wishlist
Exit mobile version